Mungkin masih ingat
tentang pelajaran Geografi di Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama,
bahwa fauna di pulau Sulawesi sungguhlah unik. Fauna di sana seperti perpaduan
antara fauna dari daerah Asia dengan fauna dari daerah Australia. Mengapa
demikian ? Dalam sejarah geologi yang panjang, Sulawesi terbentuk sebagai hasil
tumbukan 2 jalur daratan yang mengapung. Pembentukan daratan yang baru membawa
dampak ekologi yang unik. Setiap lempeng menempatkan jejak yang masih dapat
ditemui hingga kini. Beberapa spesies yang hidup di danau Matano ( sebuah danau
di pulau Sulawesi ), seperti kepiting Parathelphusidae memiliki kerabat dekat dengan yang ada di selat Torres
Australia ; ikan Telmatherinid masih
berhubungan dengan daratan Papua ; jenis dari lempeng Pasifik terdapat ikan
Glossogobius ; dan Asia menyumbangkan ricefish. Studi di wilayah ini menambah daftar keunikan hayati
kawasan Wallacea, yang berasal dari sebuah garis maya yang membagi wilayah
fauna bagian barat dan timur melalui laut dalam.
Proses pembentukan pulau Sulawesi yang unik telah melalui
proses yang juga unik yaitu hasil akhir dari sebuah kejadian apungan benua yang
diawali 65 juta tahun lalu. Saat itu ada 2 daratan yaitu cikal bakal kaki
Sulawesi Tenggara dan Timur, dan cikal bakal kaki Sulawesi Selatan, Barat dan
Utara. Kedua apungan daratan itu terbawa bergerak ke barat menuju Borneo (
sekarang bernama Kalimantan ). Proses tumbukan akibat apungan lempeng benua itu
menyebabkan kedua daratan itu mulai terkumpul menjadi satu daratan baru.
Pada zaman ini pergerakan lempeng kearah
barat disertai dengan persesaran yang menyebabkan mulai terjadi perubahan
ekstrim bentuk daratan. Bagian tengah ketiga daratan itu tertekuk akibat
benturan atau pergeseran, sebuah proses yang lebih kuat dibandingkan apa yang
terjadi di kedua ujung atas dan bawahnya ( daratan utara dan selatan ). Proses
tektonik berlangsung kuat di daerah yang tertekuk itu sehingga menyebabkan
pencampur-adukan jenis-jenis batuan yang berasal dari lingkungan pengendapan
yang berbeda.
Hingga zaman ini proses penumbukan kedua daratan itu terus
berlangsung, bahkan apungan hasil tumbukan terus bergerak hingga mendekat ke
daratan Kalimantan lalu berhenti di sana. Persesaran yang telah mulai sejak
zaman Miosen masih terus berlangsung, bahkan berdampak apada pemisahan kelompok
batuan dari kawasan di sekitar danau Poso dan kelompok batuan sekitar danau
Matano. kedua kelompok batuan ini meski lokasinya berdampingan, namun
memperlihatkan asosiasi batuan yang berbeda.
Pada zaman ini mulai berlangsung fenomena baru, yaitu proses
pemekaran dasar samudra di laut antara Kalimantan dan Sulawesi ( sekarang
dikenal dengan selat Makasar ). Pemekaran dasar samudra ini menyebabkan cikal
bakal atau pulau Sulawesi purba. Dan pulau Sulawesi purba ini kembali bergerak
ke timur menjauhi Kalimantan. kecepatan gerakan apungan di atas lempeng benua
adalah peristiwa yang berlangsung perlahan namun konsisten dengan laju beberapa
centimeter pertahun.
Sumber: National Geographic Indonesia
0 comments:
Post a Comment